Raja Burung
South African Folktale
Wiehan de Jager

Dahulu kala, burung-burung mengadakan pertemuan. Mereka menginginkan raja, seperti halnya manusia dan binatang.

Burung mana yang harus menjadi raja?

1

Elang, dia kuat dan terlihat seperti raja!" kata seekor burung. "Tidak, dia tidak memiliki mahkota, dan ketika dia bersuara, dia terdengar terlalu sedih," kata yang lain.

"Lalu burung unta, karena dia yang terbesar dan mengaum
seperti singa, " seru burung lain.

"Tidak, dia tidak bisa terbang. Raja burung harus bisa terbang."

2

"Aku pikir aku harus menjadi raja," kata Merak sambil mengipasi ekornya. "Aku sangat cantik."

"Kamu terlalu sombong," kata Burung Hantu. "Aku memiliki mata paling besar dari semua burung. Aku harus menjadi raja."

"Tidak, bukan kamu, Burung Hantu," teriak burung-burung lainnya. "Kamu tidur saat matahari terbit!"

3

Lalu mereka pun belum mendapatkan hasil dalam pemilihan raja ini. Kemudian seekor burung punya ide.

"Yang bisa terbang paling tinggi akan menjadi raja," katanya.

"Ya, ya," semua burung berteriak setuju, dan mereka semua terbang, naik, ke langit.

4

Angsa terbang selama satu hari, lurus di atas gunung tertinggi di dunia. Elang terbang selama dua hari, ke langit tinggi di atas pegunungan.

Tapi Burung Hering membubung tinggi selama tiga hari penuh tanpa henti, lurus ke arah matahari. Jauh di atas mereka, burung-burung mendengar Burung Hering berteriak, "Aku yang tertinggi, aku adalah raja!"

5

Tapi kemudian tepat di atasnya Burung Hering mendengar suara kecil, "cit, cit, cit! Saya yang tertinggi, saya adalah raja."

Itu Ncede, burung terkecil dari semuanya. Dia berpegangan pada bulu sayap besar Hering saat dia terbang ke langit.

6

"Kau tidak akan mengalahkanku lagi," kata Burung hering, dan langsung terbang ke udara.

Dia terbang ke atas dan ke atas sampai dia tidak bisa terbang lagi. "Aku lebih tinggi dari burung lain. Aku adalah rajamu!" dia berteriak.

7

Tapi dari bawah sayap Hering merayap burung kecil itu. "Cit, cit! Cit, cit! Ini aku, yang terkecil! Aku adalah rajamu."

Burung Hering terlalu lelah untuk terbang lebih jauh.

8

Jadi dia turun mendarat, dengan burung kecil itu masih di bawah sayapnya.

Burung-burung lain sangat marah dengan Ncede. Mereka menunggunya, siap mencabuti semua bulunya.

9

Tapi Ncede kecil yang cepat melihat betapa marahnya burung-burung lain, dan terbang ke lubang ular yang kosong.

Burung-burung yang menunggu memberi tahu Burung Hantu, "Dengan mata besarmu, kamu harus menjaga lubang dan menangkapnya ketika dia keluar."

Jadi burung Hantu duduk di depan lubang.

10

Tapi matahari terasa hangat dan Burung Hantu langsung tertidur lelap.

Ncede kecil mengintip dari lubang ular. Ketika dia melihat Burung hantu tertidur, dia terbang dan pergi.

11

Burung hantu sangat malu karena membiarkan burung kecil itu melarikan diri.

Sekarang dia hanya berburu di malam hari. Pada siang hari, dia tidur, jauh dari pandangan burung-burung lain.

12
You are free to download, copy, translate or adapt this story and use the illustrations as long as you attribute in the following way:
Raja Burung
Author - South African Folktale
Translation - Nurhayati Rhoda
Illustration - Wiehan de Jager
Language - Bahasa Indonesia
Level - Longer paragraphs